Koleksi file-file kepala sekolah

MAKALAH BANGUN RUANG SISI DATAR MAGISTER S2 PENDIDIKAN DASAR

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul "Problematika Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar di Sekolah Dasar" ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar pada program pascasarjana, sekaligus sebagai upaya untuk mendalami konsep dan penerapan geometri dalam konteks pembelajaran di tingkat pendidikan dasar.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Warli, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar, atas bimbingan, motivasi, dan ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa Kelas A Program Studi Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Pendidikan Dasar UNIROW Angkatan 2024-A, yang telah memberikan dukungan, diskusi, dan inspirasi selama proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pendidikan, khususnya dalam bidang matematika di pendidikan dasar.

Tuban, 23 Desember 2024

Penyusun



BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki peran penting dalam membangun dasar pemahaman konsep-konsep logis dan abstrak yang akan menjadi fondasi bagi pembelajaran di jenjang yang lebih tinggi. Prihandoko (2006: 5) mengemukakan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lanjutan. Depdiknas (Prihandoko, 2006: 21) menguraikan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.

Salah satu aspek esensial dalam matematika adalah geometri, khususnya bangun ruang sisi datar, yang mencakup kubus, balok, prisma, dan limas. Konsep ini tidak hanya penting untuk memahami bentuk dan struktur ruang, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, visualisasi, dan pemecahan masalah.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang sisi datar masih sering menjadi tantangan. Berdasarkan observasi di berbagai sekolah dasar, banyak siswa yang kesulitan membedakan sifat-sifat bangun ruang, seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pendekatan pembelajaran yang kurang variatif, minimnya penggunaan media konkret, dan kurangnya relevansi materi dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajaran matematika diharapkan lebih menekankan pada pendekatan yang interaktif dan kontekstual. Oleh karena itu, pengajaran bangun ruang sisi datar perlu dirancang sedemikian rupa agar mampu memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif, memahami konsep secara mendalam, dan mengaitkan materi dengan pengalaman nyata mereka. Dengan pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mengenal bentuk dan rumus bangun ruang, tetapi juga mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai situasi.

Makalah ini disusun untuk mengkaji pentingnya pemahaman konsep bangun ruang sisi datar dalam pembelajaran matematika di SD, serta menawarkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual. Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan metode pengajaran yang efektif, sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap geometri, khususnya bangun ruang sisi datar.

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.     Bagaimana tingkat pemahaman siswa sekolah dasar terhadap konsep bangun ruang sisi datar, termasuk sifat-sifatnya seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut?

2.     Bagaimana pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar di sekolah dasar?

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.     Untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa sekolah dasar terhadap konsep bangun ruang sisi datar, termasuk sifat-sifatnya seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut.

2.     Untuk mengidentifikasi dan merekomendasikan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar di sekolah dasar.

 


BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah salah satu konsep geometri yang mencakup bentuk-bentuk tiga dimensi dengan permukaan yang terdiri dari sisi-sisi berbentuk datar. Suwaji (2008: 5-6) menjelaskan bahwa bangun ruang dalam konteks geometri dimensi tiga (geometri ruang) adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya. Contohnya meliputi kubus, balok, prisma, dan limas. Bangun ruang sisi datar memiliki karakteristik utama, yaitu jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut yang dapat dihitung dan diidentifikasi. Pemahaman terhadap konsep ini penting untuk mengembangkan kemampuan visualisasi ruang dan keterampilan berpikir logis siswa.

Bangun ruang sisi datar adalah salah satu konsep utama dalam geometri yang mempelajari objek-objek tiga dimensi dengan permukaan yang terdiri dari bidang-bidang datar. Secara sederhana, bangun ruang sisi datar dapat didefinisikan sebagai bangun ruang yang seluruh sisinya berbentuk poligon, seperti persegi, persegi panjang, atau segitiga. Bangun ruang ini mencakup kubus, balok, prisma, dan limas, yang masing-masing memiliki sifat dan karakteristik unik.

Dalam dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar, bangun ruang sisi datar menjadi salah satu topik penting karena memberikan pemahaman awal tentang dimensi ruang. Konsep ini mengajarkan siswa untuk memahami bentuk-bentuk yang ada di sekitar mereka, mulai dari benda sehari-hari seperti kotak, kemasan makanan, hingga bangunan. Selain itu, bangun ruang sisi datar menjadi dasar bagi siswa untuk mempelajari geometri yang lebih kompleks di jenjang pendidikan selanjutnya.

Bangun ruang sisi datar memiliki elemen-elemen utama yang harus dipahami siswa, yaitu:

1.     Sisi: Bidang datar yang membentuk permukaan bangun ruang.

2.     Rusuk: Garis pertemuan antara dua sisi.

3.     Titik Sudut: Titik pertemuan antara tiga atau lebih rusuk.

Sebagai contoh, sebuah kubus memiliki 6 sisi berbentuk persegi, 12 rusuk dengan panjang yang sama, dan 8 titik sudut. Sementara itu, balok memiliki sifat serupa dengan sisi berbentuk persegi panjang yang tidak selalu sama ukurannya.

Pemahaman tentang bangun ruang sisi datar tidak hanya terbatas pada bentuknya, tetapi juga mencakup kemampuan untuk menghitung sifat-sifatnya, seperti luas permukaan dan volume. Hal ini memberikan manfaat praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti mengukur kapasitas sebuah wadah atau menghitung bahan yang diperlukan untuk membuat kemasan.

Lebih jauh, pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan visualisasi ruang pada siswa. Dengan memahami bagaimana bangun ruang terbentuk dan bagaimana elemen-elemennya berinteraksi, siswa dapat memecahkan masalah geometris secara logis dan sistematis.

Namun, tantangan dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar sering kali muncul karena siswa mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan objek tiga dimensi. Untuk mengatasi hal ini, penggunaan media pembelajaran seperti model fisik, gambar isometris, atau aplikasi berbasis teknologi menjadi sangat penting. Dengan cara ini, siswa dapat memahami bangun ruang sisi datar secara lebih nyata dan aplikatif, sehingga meningkatkan minat belajar mereka terhadap matematika, khususnya geometri.

Bangun ruang sisi datar bukan hanya materi matematika, tetapi juga media untuk melatih siswa berpikir logis, kreatif, dan mampu mengaitkan konsep abstrak dengan realitas di sekitar mereka. Dengan pengajaran yang tepat, konsep ini dapat menjadi alat yang efektif dalam mengembangkan kecerdasan spasial siswa sejak dini.

B.    Jenis – Jenis Bangun Ruang

Bangun ruang sisi datar terdiri dari berbagai bentuk geometri tiga dimensi yang memiliki permukaan datar. Setiap jenis bangun ruang sisi datar memiliki karakteristik unik yang membedakannya satu sama lain, seperti jumlah sisi, bentuk alas, dan jumlah titik sudut. Pemahaman tentang jenis-jenis bangun ruang ini sangat penting untuk memberikan landasan konsep geometri kepada siswa sekolah dasar. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis bangun ruang sisi datar secara rinci:

 

1.     Kubus

Kubus adalah bangun ruang sisi datar yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama besar. Kubus juga memiliki 12 rusuk yang sama panjang dan 8 titik sudut. Contoh nyata dari kubus dapat ditemukan pada dadu, kotak mainan, atau rubik. Karena semua sisi, rusuk, dan sudutnya seragam, kubus sering digunakan untuk memperkenalkan konsep simetri dan keseragaman dalam geometri. Dalam pembelajaran, guru dapat memanfaatkan model kubus untuk menjelaskan hubungan antara panjang rusuk, luas permukaan, dan volume.

2.     Balok

Balok adalah bangun ruang yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang, di mana sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama. Balok memiliki 12 rusuk dengan panjang yang mungkin berbeda dan 8 titik sudut. Contoh balok dapat ditemukan pada kotak kardus, buku, atau lemari. Balok sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi dan memahami konsep ini. Dalam pembelajaran, balok menjadi alat untuk memperkenalkan variasi bentuk dan hubungan antar dimensi, seperti panjang, lebar, dan tinggi.

3.     Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang memiliki dua alas sejajar berbentuk poligon, sementara sisi-sisinya berbentuk persegi panjang. Jenis prisma ditentukan berdasarkan bentuk alasnya, seperti prisma segitiga, prisma segi empat, atau prisma segi lima. Contoh prisma segitiga adalah tenda atau atap rumah, sementara prisma segi empat sering ditemukan pada kotak-kotak kemasan. Prisma menjadi sarana penting dalam pembelajaran untuk mengajarkan siswa tentang hubungan antara bentuk alas dan struktur bangun ruang. Selain itu, prisma membantu siswa memahami konsep luas permukaan dan volume berdasarkan bentuk alas dan tinggi bangun ruang.

4.     Limas

Limas adalah bangun ruang yang memiliki satu alas berbentuk poligon, dengan sisi-sisi lainnya berbentuk segitiga yang bertemu di satu titik puncak. Jenis limas juga ditentukan berdasarkan bentuk alasnya, seperti limas segitiga, limas segi empat, atau limas segi lima. Contoh limas dapat dilihat pada piramida di Mesir, tenda berbentuk segitiga, atau monumen. Limas menawarkan tantangan lebih kompleks dalam pembelajaran karena melibatkan bentuk alas yang beragam dan hubungan geometris antara alas, sisi tegak, dan puncak.

5.     Bangun Ruang Sisi Datar Lainnya

Selain jenis-jenis utama tersebut, terdapat variasi bangun ruang lain yang mungkin tidak selalu diajarkan di tingkat dasar, seperti prisma dan limas segi-n. Namun, pengenalan jenis-jenis bangun ruang yang lebih sederhana dapat membantu siswa memahami prinsip dasar geometri sebelum melanjutkan ke bentuk yang lebih kompleks di jenjang pendidikan berikutnya.

Setiap jenis bangun ruang sisi datar memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami relevansinya. Misalnya, konsep kubus digunakan dalam perhitungan kapasitas benda berbentuk kotak, sedangkan prisma sering dipakai dalam desain arsitektur. Dengan memahami jenis-jenis bangun ruang ini, siswa tidak hanya menguasai teori tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam situasi nyata.

Dalam pembelajaran, penting untuk menggunakan alat peraga yang sesuai untuk setiap jenis bangun ruang. Model fisik seperti balok kayu atau kubus plastik dapat membantu siswa memvisualisasikan bentuk tiga dimensi. Selain itu, penggunaan teknologi seperti aplikasi geometri interaktif dapat mempermudah siswa dalam memahami hubungan antara elemen-elemen bangun ruang, seperti sisi, rusuk, dan titik sudut.

Dengan memahami jenis-jenis bangun ruang sisi datar, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan matematika dasar tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan analitis. Hal ini menjadi dasar penting untuk pembelajaran geometri di tingkat yang lebih tinggi.

C.    Kendala dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar.

Pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar sering kali menghadapi berbagai kendala yang memengaruhi pemahaman siswa. Kendala-kendala ini dapat berasal dari faktor internal siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru, hingga keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah. Berikut adalah uraian lebih rinci mengenai kendala-kendala tersebut:

1.     Kurangnya Pemahaman Awal tentang Dimensi Tiga

Banyak siswa mengalami kesulitan memvisualisasikan bentuk tiga dimensi karena keterbatasan imajinasi spasial mereka. Siswa yang terbiasa belajar menggunakan media dua dimensi, seperti gambar di buku, sering kali kesulitan memahami elemen-elemen bangun ruang seperti sisi, rusuk, dan titik sudut. Hal ini menjadi tantangan utama dalam pengajaran geometri di tingkat dasar.

2.     Metode Pembelajaran yang Kurang Variatif

Metode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah dan penjelasan teori tanpa melibatkan siswa secara aktif, membuat pembelajaran terasa membosankan. Siswa membutuhkan pendekatan yang lebih interaktif untuk memahami konsep-konsep abstrak dalam bangun ruang sisi datar.

3.     Minimnya Penggunaan Media Konkret

Media konkret, seperti model bangun ruang atau alat peraga fisik, sering kali tidak tersedia di sekolah. Akibatnya, siswa hanya bergantung pada gambar dua dimensi yang terbatas dalam membantu mereka memvisualisasikan bentuk bangun ruang.

4.     Keterbatasan Waktu Pembelajaran

Waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran matematika sering kali terbatas, sehingga guru sulit mengajarkan bangun ruang sisi datar secara mendalam. Hal ini menyebabkan siswa hanya memahami konsep secara dangkal tanpa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

5.     Kurangnya Keterkaitan dengan Kehidupan Nyata

Pembelajaran yang tidak kontekstual membuat siswa merasa bahwa materi bangun ruang sisi datar tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Siswa sulit menghubungkan konsep geometri dengan benda-benda nyata di sekitar mereka.

6.     Keterbatasan Guru dalam Menggunakan Teknologi

Meskipun teknologi seperti aplikasi dan perangkat lunak berbasis geometri dapat membantu pembelajaran, banyak guru yang belum terampil menggunakannya. Hal ini membatasi potensi pembelajaran berbasis teknologi yang interaktif dan menarik.

Mengatasi kendala-kendala ini membutuhkan kolaborasi antara guru, sekolah, dan pihak terkait untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar.

D.    Pendekatan Pembelajaran yang Inovatif

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar, pendekatan pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan. Pendekatan ini dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Beberapa pendekatan inovatif yang dapat diterapkan adalah:

1.     Penggunaan Media Konkret

Model fisik seperti kubus, balok, atau prisma dapat membantu siswa memvisualisasikan elemen-elemen bangun ruang. Guru juga dapat menggunakan bahan sederhana, seperti kertas karton atau stik es krim, untuk membuat model bangun ruang bersama siswa. Media konrket memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, penggunaan media konkret sebagai alat bantu maupun pendukung dapat dengan mudah dipahami siswa karena media konkret dapat dimanfaatkan siswa dengan mengotak-atik benda secara langsung (Destrinelli, Hayati, & Sawinty, 2018).

2.     Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Eko Mulyadi, (2015:387-388) berpendapat bahwa model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam proyek kecil, seperti membuat replika bangun ruang dari bahan daur ulang. Melalui aktivitas ini, siswa tidak hanya memahami konsep bangun ruang tetapi juga mengembangkan keterampilan kreativitas dan kolaborasi.

 

 

3.     Pemanfaatan Teknologi

Metode pembelajaran yang dulunya bersifat tradisional perlahan-lahan mulai ditinggalkan digantikan dengan metode pembelajaran yang lebih modern (Irawati, 2010). Salah satu pemanfaatan teknologi sekarang ini dengan menggunakan adalah aplikasi GeoGebra. Aplikasi geometri GeoGebra atau perangkat lunak lainnya dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep bangun ruang secara interaktif. Siswa dapat memutar model tiga dimensi, mengukur sisi, atau menghitung volume secara langsung melalui aplikasi ini.  

4.     Pendekatan Kontekstual

Trianto (2010: 107) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa Belajar. Guru dapat mengaitkan bangun ruang dengan benda-benda nyata di sekitar siswa, seperti kotak pensil untuk balok atau atap rumah untuk prisma segitiga. Pendekatan ini membantu siswa memahami relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.

5.     Pembelajaran Melalui Permainan

Menurut Simanjuntak (2008: 6.2) bagi anak, belajar adalah bermain, bermain adalah belajar. Aktivitas seperti menyusun puzzle bangun ruang atau bermain dengan balok geometris dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Permainan edukatif ini juga melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.  Suwangsih (2006: 187) bahwa permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional matematika yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dengan pendekatan-pendekatan ini, diharapkan siswa dapat memahami konsep bangun ruang sisi datar secara lebih mendalam, meningkatkan minat belajar mereka terhadap matematika, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.


BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi penting dalam pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar. Konsep ini mencakup berbagai bentuk tiga dimensi seperti kubus, balok, prisma, dan limas yang memiliki sifat-sifat khas seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut. Pemahaman terhadap konsep ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir spasial, logis, dan kreatif yang menjadi dasar untuk mempelajari geometri di jenjang pendidikan berikutnya.

Namun, pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar menghadapi beberapa kendala, seperti metode pembelajaran yang kurang variatif, minimnya media konkret, keterbatasan waktu, dan kurangnya keterkaitan dengan kehidupan nyata. Pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti penggunaan media konkret, pembelajaran berbasis proyek, pemanfaatan teknologi, dan pendekatan kontekstual, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ini.

Implementasi pembelajaran bangun ruang sisi datar dalam Kurikulum Merdeka Belajar juga memberikan peluang untuk mengintegrasikan konsep ini dengan aktivitas yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya bersifat teoretis tetapi juga aplikatif, membantu siswa memahami dan mengaplikasikan konsep bangun ruang sisi datar dalam kehidupan sehari-hari.

B.    Saran

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar, perlu dilakukan inovasi dalam pendekatan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan berbagai metode yang menggabungkan teori dengan praktik langsung, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep abstrak seperti sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, pengintegrasian materi dengan konteks kehidupan sehari-hari dapat membuat siswa merasa lebih terhubung dengan apa yang mereka pelajari di kelas.

Pihak sekolah juga memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas pendukung yang memadai. Penyediaan alat peraga fisik maupun perangkat teknologi pendidikan dapat menjadi investasi strategis untuk memperkuat proses pembelajaran. Selain itu, pelatihan guru dalam penggunaan teknologi dan pengembangan metode pengajaran yang kreatif perlu menjadi perhatian utama untuk memastikan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal.

Penelitian lebih lanjut tentang efektivitas pendekatan-pendekatan inovatif dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar juga diperlukan untuk menghasilkan strategi pengajaran yang lebih efektif. Kolaborasi antara guru, peneliti, dan pembuat kebijakan pendidikan dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pembelajaran geometri di sekolah dasar. Dengan upaya yang berkesinambungan, diharapkan siswa dapat lebih memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep bangun ruang dalam kehidupan mereka.Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas.

Destrinelli, D., Hayati, D. K., & Sawinty, E. (2018). Pengembangan media konkret pada pembelajaran tema lingkungan kelas III sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(2), 313-333.

Irawati, Tatiek (2010). “Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dimensi Tiga Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali”, Tesis Magister Pendidikan, 24-34.

Mulyadi, Eko. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Project Based Learning pada Mata Kuliah Computer Aided Design. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNY. Vol 22 No. 4. Hlm. 385-395.

Simanjuntak, Victor, Kaswari, Supriyatna, Eka. (2007). Unit 6- Permainan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Suwaji, Untung Trisna. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. UPI Press. Bandung.

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Produktif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Unduh Makalah Bangun Rung Sisi Datar File Lengkap (Word)


Related : MAKALAH BANGUN RUANG SISI DATAR MAGISTER S2 PENDIDIKAN DASAR