KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul "Problematika Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar di Sekolah
Dasar" ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar pada program pascasarjana,
sekaligus sebagai upaya untuk mendalami konsep dan penerapan geometri dalam
konteks pembelajaran di tingkat pendidikan dasar.
Dalam kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Warli, M.Pd, selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar, atas bimbingan,
motivasi, dan ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa Kelas A Program Studi Magister
Pendidikan Dasar Pascasarjana Pendidikan Dasar UNIROW Angkatan 2024-A, yang
telah memberikan dukungan, diskusi, dan inspirasi selama proses penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan pendidikan, khususnya dalam bidang matematika di pendidikan dasar.
Tuban, 23 Desember
2024
Penyusun
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul "Problematika Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar di Sekolah
Dasar" ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar pada program pascasarjana,
sekaligus sebagai upaya untuk mendalami konsep dan penerapan geometri dalam
konteks pembelajaran di tingkat pendidikan dasar.
Dalam kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Warli, M.Pd, selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Matematika Pendidikan Dasar, atas bimbingan,
motivasi, dan ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa Kelas A Program Studi Magister
Pendidikan Dasar Pascasarjana Pendidikan Dasar UNIROW Angkatan 2024-A, yang
telah memberikan dukungan, diskusi, dan inspirasi selama proses penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan pendidikan, khususnya dalam bidang matematika di pendidikan dasar.
Tuban, 23 Desember
2024
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki peran penting dalam
membangun dasar pemahaman konsep-konsep logis dan abstrak yang akan menjadi fondasi
bagi pembelajaran di jenjang yang lebih tinggi. Prihandoko (2006: 5) mengemukakan
tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah memberikan bekal yang
cukup bagi siswa untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat
pendidikan lanjutan. Depdiknas (Prihandoko, 2006: 21) menguraikan bahwa tujuan
pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir
sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap
gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.
Salah satu aspek esensial dalam matematika adalah geometri, khususnya
bangun ruang sisi datar, yang mencakup kubus, balok, prisma, dan limas. Konsep
ini tidak hanya penting untuk memahami bentuk dan struktur ruang, tetapi juga
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, visualisasi, dan pemecahan
masalah.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap
konsep bangun ruang sisi datar masih sering menjadi tantangan. Berdasarkan
observasi di berbagai sekolah dasar, banyak siswa yang kesulitan membedakan
sifat-sifat bangun ruang, seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pendekatan pembelajaran yang kurang
variatif, minimnya penggunaan media konkret, dan kurangnya relevansi materi dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajaran matematika
diharapkan lebih menekankan pada pendekatan yang interaktif dan kontekstual.
Oleh karena itu, pengajaran bangun ruang sisi datar perlu dirancang sedemikian
rupa agar mampu memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif, memahami konsep
secara mendalam, dan mengaitkan materi dengan pengalaman nyata mereka. Dengan
pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mengenal bentuk dan rumus bangun
ruang, tetapi juga mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai
situasi.
Makalah ini disusun untuk mengkaji pentingnya pemahaman konsep bangun
ruang sisi datar dalam pembelajaran matematika di SD, serta menawarkan
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual. Kajian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada pengembangan metode pengajaran yang efektif,
sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap geometri,
khususnya bangun ruang sisi datar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
tingkat pemahaman siswa sekolah dasar terhadap konsep bangun ruang sisi datar,
termasuk sifat-sifatnya seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut?
2.
Bagaimana pendekatan
pembelajaran yang inovatif dan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bangun ruang sisi datar di sekolah dasar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas,
tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk menganalisis tingkat
pemahaman siswa sekolah dasar terhadap konsep bangun ruang sisi datar, termasuk
sifat-sifatnya seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut.
2.
Untuk mengidentifikasi dan merekomendasikan
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kontekstual dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar di sekolah dasar.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar adalah salah satu konsep geometri yang
mencakup bentuk-bentuk tiga dimensi dengan permukaan yang terdiri dari
sisi-sisi berbentuk datar. Suwaji (2008: 5-6) menjelaskan bahwa bangun ruang
dalam konteks geometri dimensi tiga (geometri ruang) adalah himpunan semua
titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian
tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya. Contohnya meliputi kubus,
balok, prisma, dan limas. Bangun ruang sisi datar memiliki karakteristik utama,
yaitu jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut yang dapat dihitung dan
diidentifikasi. Pemahaman terhadap konsep ini penting untuk mengembangkan
kemampuan visualisasi ruang dan keterampilan berpikir logis siswa.
Bangun ruang
sisi datar adalah salah satu konsep utama dalam geometri yang mempelajari
objek-objek tiga dimensi dengan permukaan yang terdiri dari bidang-bidang
datar. Secara sederhana, bangun ruang sisi datar dapat didefinisikan sebagai bangun
ruang yang seluruh sisinya berbentuk poligon, seperti persegi, persegi panjang,
atau segitiga. Bangun ruang ini mencakup kubus, balok, prisma, dan limas, yang
masing-masing memiliki sifat dan karakteristik unik.
Dalam dunia
pendidikan, khususnya di sekolah dasar, bangun ruang sisi datar menjadi salah
satu topik penting karena memberikan pemahaman awal tentang dimensi ruang.
Konsep ini mengajarkan siswa untuk memahami bentuk-bentuk yang ada di sekitar
mereka, mulai dari benda sehari-hari seperti kotak, kemasan makanan, hingga
bangunan. Selain itu, bangun ruang sisi datar menjadi dasar bagi siswa untuk
mempelajari geometri yang lebih kompleks di jenjang pendidikan selanjutnya.
Bangun ruang
sisi datar memiliki elemen-elemen utama yang harus dipahami siswa, yaitu:
1.
Sisi: Bidang datar yang membentuk permukaan
bangun ruang.
2.
Rusuk: Garis pertemuan antara dua sisi.
3.
Titik Sudut: Titik pertemuan antara tiga atau
lebih rusuk.
Sebagai
contoh, sebuah kubus memiliki 6 sisi berbentuk persegi, 12 rusuk dengan panjang
yang sama, dan 8 titik sudut. Sementara itu, balok memiliki sifat serupa dengan
sisi berbentuk persegi panjang yang tidak selalu sama ukurannya.
Pemahaman
tentang bangun ruang sisi datar tidak hanya terbatas pada bentuknya, tetapi
juga mencakup kemampuan untuk menghitung sifat-sifatnya, seperti luas permukaan
dan volume. Hal ini memberikan manfaat praktis yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari, seperti mengukur kapasitas sebuah wadah atau menghitung bahan yang
diperlukan untuk membuat kemasan.
Lebih jauh,
pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar dirancang untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan visualisasi ruang pada
siswa. Dengan memahami bagaimana bangun ruang terbentuk dan bagaimana
elemen-elemennya berinteraksi, siswa dapat memecahkan masalah geometris secara
logis dan sistematis.
Namun,
tantangan dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar sering kali muncul karena
siswa mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan objek tiga dimensi. Untuk
mengatasi hal ini, penggunaan media pembelajaran seperti model fisik, gambar
isometris, atau aplikasi berbasis teknologi menjadi sangat penting. Dengan cara
ini, siswa dapat memahami bangun ruang sisi datar secara lebih nyata dan
aplikatif, sehingga meningkatkan minat belajar mereka terhadap matematika,
khususnya geometri.
Bangun ruang
sisi datar bukan hanya materi matematika, tetapi juga media untuk melatih siswa
berpikir logis, kreatif, dan mampu mengaitkan konsep abstrak dengan realitas di
sekitar mereka. Dengan pengajaran yang tepat, konsep ini dapat menjadi alat
yang efektif dalam mengembangkan kecerdasan spasial siswa sejak dini.
B. Jenis – Jenis Bangun Ruang
Bangun ruang sisi datar terdiri dari berbagai bentuk geometri tiga
dimensi yang memiliki permukaan datar. Setiap jenis bangun ruang sisi datar
memiliki karakteristik unik yang membedakannya satu sama lain, seperti jumlah
sisi, bentuk alas, dan jumlah titik sudut. Pemahaman tentang jenis-jenis bangun
ruang ini sangat penting untuk memberikan landasan konsep geometri kepada siswa
sekolah dasar. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis bangun ruang sisi
datar secara rinci:
1. Kubus
Kubus adalah bangun ruang sisi datar yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi
dengan ukuran yang sama besar. Kubus juga memiliki 12 rusuk yang sama panjang
dan 8 titik sudut. Contoh nyata dari kubus dapat ditemukan pada dadu, kotak
mainan, atau rubik. Karena semua sisi, rusuk, dan sudutnya seragam, kubus
sering digunakan untuk memperkenalkan konsep simetri dan keseragaman dalam
geometri. Dalam pembelajaran, guru dapat memanfaatkan model kubus untuk
menjelaskan hubungan antara panjang rusuk, luas permukaan, dan volume.
2. Balok
Balok adalah bangun ruang yang memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang,
di mana sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama. Balok memiliki 12 rusuk
dengan panjang yang mungkin berbeda dan 8 titik sudut. Contoh balok dapat
ditemukan pada kotak kardus, buku, atau lemari. Balok sering kali digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi dan
memahami konsep ini. Dalam pembelajaran, balok menjadi alat untuk
memperkenalkan variasi bentuk dan hubungan antar dimensi, seperti panjang,
lebar, dan tinggi.
3. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki dua alas sejajar berbentuk
poligon, sementara sisi-sisinya berbentuk persegi panjang. Jenis prisma
ditentukan berdasarkan bentuk alasnya, seperti prisma segitiga, prisma segi
empat, atau prisma segi lima. Contoh prisma segitiga adalah tenda atau atap
rumah, sementara prisma segi empat sering ditemukan pada kotak-kotak kemasan.
Prisma menjadi sarana penting dalam pembelajaran untuk mengajarkan siswa
tentang hubungan antara bentuk alas dan struktur bangun ruang. Selain itu, prisma
membantu siswa memahami konsep luas permukaan dan volume berdasarkan bentuk alas
dan tinggi bangun ruang.
4. Limas
Limas adalah bangun ruang yang memiliki satu alas berbentuk poligon,
dengan sisi-sisi lainnya berbentuk segitiga yang bertemu di satu titik puncak.
Jenis limas juga ditentukan berdasarkan bentuk alasnya, seperti limas segitiga,
limas segi empat, atau limas segi lima. Contoh limas dapat dilihat pada
piramida di Mesir, tenda berbentuk segitiga, atau monumen. Limas menawarkan
tantangan lebih kompleks dalam pembelajaran karena melibatkan bentuk alas yang
beragam dan hubungan geometris antara alas, sisi tegak, dan puncak.
5. Bangun Ruang Sisi Datar Lainnya
Selain jenis-jenis utama tersebut, terdapat variasi bangun ruang lain
yang mungkin tidak selalu diajarkan di tingkat dasar, seperti prisma dan limas
segi-n. Namun, pengenalan jenis-jenis bangun ruang yang lebih sederhana dapat
membantu siswa memahami prinsip dasar geometri sebelum melanjutkan ke bentuk
yang lebih kompleks di jenjang pendidikan berikutnya.
Setiap jenis bangun ruang sisi datar memiliki aplikasi praktis dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami relevansinya.
Misalnya, konsep kubus digunakan dalam perhitungan kapasitas benda berbentuk
kotak, sedangkan prisma sering dipakai dalam desain arsitektur. Dengan memahami
jenis-jenis bangun ruang ini, siswa tidak hanya menguasai teori tetapi juga
dapat mengaplikasikannya dalam situasi nyata.
Dalam pembelajaran, penting untuk menggunakan alat peraga yang sesuai
untuk setiap jenis bangun ruang. Model fisik seperti balok kayu atau kubus
plastik dapat membantu siswa memvisualisasikan bentuk tiga dimensi. Selain itu,
penggunaan teknologi seperti aplikasi geometri interaktif dapat mempermudah
siswa dalam memahami hubungan antara elemen-elemen bangun ruang, seperti sisi,
rusuk, dan titik sudut.
Dengan memahami jenis-jenis bangun ruang sisi datar, siswa tidak hanya
memperoleh pengetahuan matematika dasar tetapi juga mengembangkan kemampuan
berpikir logis dan keterampilan analitis. Hal ini menjadi dasar penting untuk
pembelajaran geometri di tingkat yang lebih tinggi.
C. Kendala dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar.
Pembelajaran
bangun ruang sisi datar di sekolah dasar sering kali menghadapi berbagai
kendala yang memengaruhi pemahaman siswa. Kendala-kendala ini dapat berasal
dari faktor internal siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru, hingga
keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah. Berikut adalah uraian lebih rinci
mengenai kendala-kendala tersebut:
1.
Kurangnya Pemahaman Awal tentang Dimensi Tiga
Banyak siswa mengalami kesulitan
memvisualisasikan bentuk tiga dimensi karena keterbatasan imajinasi spasial
mereka. Siswa yang terbiasa belajar menggunakan media dua dimensi, seperti
gambar di buku, sering kali kesulitan memahami elemen-elemen bangun ruang
seperti sisi, rusuk, dan titik sudut. Hal ini menjadi tantangan utama dalam
pengajaran geometri di tingkat dasar.
2.
Metode Pembelajaran yang Kurang Variatif
Metode pembelajaran yang monoton,
seperti ceramah dan penjelasan teori tanpa melibatkan siswa secara aktif,
membuat pembelajaran terasa membosankan. Siswa membutuhkan pendekatan yang
lebih interaktif untuk memahami konsep-konsep abstrak dalam bangun ruang sisi
datar.
3.
Minimnya Penggunaan Media Konkret
Media konkret, seperti model bangun
ruang atau alat peraga fisik, sering kali tidak tersedia di sekolah. Akibatnya,
siswa hanya bergantung pada gambar dua dimensi yang terbatas dalam membantu
mereka memvisualisasikan bentuk bangun ruang.
4.
Keterbatasan Waktu Pembelajaran
Waktu yang dialokasikan untuk
pembelajaran matematika sering kali terbatas, sehingga guru sulit mengajarkan
bangun ruang sisi datar secara mendalam. Hal ini menyebabkan siswa hanya
memahami konsep secara dangkal tanpa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
nyata.
5.
Kurangnya Keterkaitan dengan Kehidupan Nyata
Pembelajaran yang tidak kontekstual membuat
siswa merasa bahwa materi bangun ruang sisi datar tidak relevan dengan
kehidupan sehari-hari mereka. Siswa sulit menghubungkan konsep geometri dengan
benda-benda nyata di sekitar mereka.
6.
Keterbatasan Guru dalam Menggunakan Teknologi
Meskipun teknologi seperti aplikasi
dan perangkat lunak berbasis geometri dapat membantu pembelajaran, banyak guru
yang belum terampil menggunakannya. Hal ini membatasi potensi pembelajaran
berbasis teknologi yang interaktif dan menarik.
Mengatasi
kendala-kendala ini membutuhkan kolaborasi antara guru, sekolah, dan pihak
terkait untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pemahaman siswa
terhadap bangun ruang sisi datar.
D. Pendekatan Pembelajaran yang Inovatif
Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bangun ruang sisi datar, pendekatan pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan. Pendekatan ini dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, dan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Beberapa pendekatan inovatif yang dapat diterapkan adalah:
1. Penggunaan Media Konkret
Model
fisik seperti kubus, balok, atau prisma dapat membantu siswa memvisualisasikan
elemen-elemen bangun ruang. Guru juga dapat menggunakan bahan sederhana,
seperti kertas karton atau stik es krim, untuk membuat model bangun ruang
bersama siswa. Media konrket memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran, penggunaan media konkret sebagai alat bantu
maupun pendukung dapat dengan mudah dipahami siswa karena media konkret dapat
dimanfaatkan siswa dengan mengotak-atik benda secara langsung (Destrinelli,
Hayati, & Sawinty, 2018).
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut
Eko Mulyadi, (2015:387-388) berpendapat bahwa model Pembelajaran Berbasis
Proyek adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pendekatan ini
melibatkan siswa dalam proyek kecil, seperti membuat replika bangun ruang dari
bahan daur ulang. Melalui aktivitas ini, siswa tidak hanya memahami konsep
bangun ruang tetapi juga mengembangkan keterampilan kreativitas dan kolaborasi.
3. Pemanfaatan Teknologi
Metode
pembelajaran yang dulunya bersifat tradisional perlahan-lahan mulai
ditinggalkan digantikan dengan metode pembelajaran yang lebih modern (Irawati,
2010). Salah satu pemanfaatan teknologi sekarang ini dengan menggunakan adalah
aplikasi GeoGebra. Aplikasi geometri GeoGebra atau perangkat lunak lainnya
dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep bangun ruang secara interaktif. Siswa
dapat memutar model tiga dimensi, mengukur sisi, atau menghitung volume secara
langsung melalui aplikasi ini.
4. Pendekatan Kontekstual
Trianto
(2010: 107) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang
dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan
dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa Belajar. Guru dapat
mengaitkan bangun ruang dengan benda-benda nyata di sekitar siswa, seperti
kotak pensil untuk balok atau atap rumah untuk prisma segitiga. Pendekatan ini
membantu siswa memahami relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran Melalui Permainan
Menurut
Simanjuntak (2008: 6.2) bagi anak, belajar adalah bermain, bermain adalah
belajar. Aktivitas seperti menyusun puzzle bangun ruang atau bermain dengan
balok geometris dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.
Permainan edukatif ini juga melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
dan berpikir kritis. Suwangsih (2006:
187) bahwa permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang
dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional matematika yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan pendekatan-pendekatan ini, diharapkan siswa dapat memahami konsep
bangun ruang sisi datar secara lebih mendalam, meningkatkan minat belajar
mereka terhadap matematika, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan kreatif.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi penting
dalam pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar. Konsep ini mencakup
berbagai bentuk tiga dimensi seperti kubus, balok, prisma, dan limas yang
memiliki sifat-sifat khas seperti jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut.
Pemahaman terhadap konsep ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
spasial, logis, dan kreatif yang menjadi dasar untuk mempelajari geometri di
jenjang pendidikan berikutnya.
Namun, pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah
dasar menghadapi beberapa kendala, seperti metode pembelajaran yang kurang
variatif, minimnya media konkret, keterbatasan waktu, dan kurangnya keterkaitan
dengan kehidupan nyata. Pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti
penggunaan media konkret, pembelajaran berbasis proyek, pemanfaatan teknologi,
dan pendekatan kontekstual, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi ini.
Implementasi pembelajaran bangun ruang sisi datar dalam
Kurikulum Merdeka Belajar juga memberikan peluang untuk mengintegrasikan konsep
ini dengan aktivitas yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Dengan
demikian, pembelajaran tidak hanya bersifat teoretis tetapi juga aplikatif,
membantu siswa memahami dan mengaplikasikan konsep bangun ruang sisi datar
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran bangun ruang sisi datar di sekolah dasar, perlu dilakukan
inovasi dalam pendekatan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan berbagai metode
yang menggabungkan teori dengan praktik langsung, sehingga siswa lebih mudah
memahami konsep abstrak seperti sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu,
pengintegrasian materi dengan konteks kehidupan sehari-hari dapat membuat siswa
merasa lebih terhubung dengan apa yang mereka pelajari di kelas.
Pihak sekolah juga
memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas pendukung yang memadai.
Penyediaan alat peraga fisik maupun perangkat teknologi pendidikan dapat
menjadi investasi strategis untuk memperkuat proses pembelajaran. Selain itu,
pelatihan guru dalam penggunaan teknologi dan pengembangan metode pengajaran
yang kreatif perlu menjadi perhatian utama untuk memastikan siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang optimal.
Penelitian lebih lanjut tentang efektivitas pendekatan-pendekatan inovatif dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar juga diperlukan untuk menghasilkan strategi pengajaran yang lebih efektif. Kolaborasi antara guru, peneliti, dan pembuat kebijakan pendidikan dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pembelajaran geometri di sekolah dasar. Dengan upaya yang berkesinambungan, diharapkan siswa dapat lebih memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep bangun ruang dalam kehidupan mereka.Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Antonius Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep
Matematika Secara Benar dan Menyajikannya
dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas.
Destrinelli, D., Hayati, D. K., &
Sawinty, E. (2018). Pengembangan media konkret pada pembelajaran tema
lingkungan kelas III sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(2),
313-333.
Irawati, Tatiek (2010). “Pengelolaan
Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Dimensi Tiga Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali”, Tesis Magister
Pendidikan, 24-34.
Mulyadi, Eko. (2015). Pengembangan
Model Pembelajaran Project Based Learning pada Mata Kuliah Computer Aided
Design. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNY. Vol 22 No. 4. Hlm.
385-395.
Simanjuntak, Victor, Kaswari,
Supriyatna, Eka. (2007). Unit 6- Permainan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Suwaji, Untung Trisna. (2008). Permasalahan
Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model
Pembelajaran Matematika. UPI Press. Bandung.
Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Produktif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.